Kerajaan Majapahit, sebuah kekaisaran maritim yang berjaya pada abad ke-14 dan 15, mengalami keruntuhan yang tragis pada awal abad ke-16. Kejadian ini menandai berakhirnya era keemasan Nusantara dan meninggalkan dampak mendalam pada lanskap politik, sosial, dan budaya kawasan. Artikel ini akan mengupas kronologi peristiwa, faktor internal dan eksternal, serta dampak keruntuhan Majapahit, memberikan wawasan komprehensif tentang peristiwa penting ini dalam sejarah Indonesia.
Kejatuhan Majapahit merupakan kulminasi dari serangkaian faktor yang saling terkait, termasuk perselisihan internal, serangan dari luar, dan melemahnya kekuasaan pusat. Perpecahan di antara elit kerajaan, korupsi yang merajalela, dan ketidakmampuan pemimpin dalam menghadapi tantangan menjadi faktor internal yang mengikis kekuatan kerajaan dari dalam.
Sementara itu, kebangkitan Kesultanan Demak dan serangan Portugis dari luar memberikan tekanan yang semakin besar pada Majapahit, yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya.
Kronologi Peristiwa
Kejatuhan Majapahit merupakan proses bertahap yang dimulai dari masa pemerintahan Hayam Wuruk dan berakhir pada awal abad ke-16.
1357-1389: Masa Pemerintahan Hayam Wuruk
Masa keemasan Majapahit mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dengan ekspansi wilayah yang luas dan kemakmuran ekonomi.
1377: Pemberontakan Bubat
Pemberontakan yang dipimpin oleh Kerajaan Sunda ini menewaskan Mahapatih Gajah Mada dan melemahkan posisi Majapahit di Nusantara.
1389-1429: Periode Transisi
Setelah wafatnya Hayam Wuruk, Majapahit mengalami periode transisi dengan beberapa raja yang berkuasa dalam waktu singkat.
1429-1447: Pemerintahan Suhita
Ratu Suhita berkuasa selama 18 tahun dan berusaha memulihkan kejayaan Majapahit, namun menghadapi tantangan dari kerajaan-kerajaan tetangga.
1447-1451: Perang Paregreg
Perang saudara antara pendukung Bhre Tumapel dan Bhre Wirabhumi melemahkan Majapahit secara internal.
1451-1478: Pemerintahan Brawijaya V
Raja Brawijaya V naik takhta setelah Perang Paregreg dan berkuasa selama 27 tahun. Namun, ia menghadapi tekanan dari kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berkembang di Jawa.
1478-1513: Periode Kemunduran
Setelah wafatnya Brawijaya V, Majapahit mengalami kemunduran yang cepat dan wilayahnya terpecah belah.
1527: Penaklukan Demak
Kesultanan Demak menaklukkan Majapahit dan mengakhiri era kerajaan Hindu-Buddha di Jawa.
Faktor Internal
Majapahit menghadapi sejumlah masalah internal yang mengikis kekuatannya dari dalam.
Korupsi
- Pejabat kerajaan terlibat dalam penggelapan dana dan penyalahgunaan kekuasaan.
- Korupsi melemahkan keuangan kerajaan dan merusak kepercayaan masyarakat.
Perpecahan
- Persaingan sengit antara bangsawan dan pejabat menyebabkan perpecahan dalam kerajaan.
- Perebutan kekuasaan melemahkan persatuan dan menghambat upaya terkoordinasi.
Lemahnya Kepemimpinan
- Raja-raja yang lemah dan tidak efektif gagal memberikan kepemimpinan yang kuat.
- Kurangnya kepemimpinan yang tegas menyebabkan ketidakstabilan dan kekacauan.
Faktor Eksternal
Selain faktor internal, Majapahit juga menghadapi ancaman dari luar yang berkontribusi terhadap keruntuhannya.
Peran Kesultanan Demak
Kesultanan Demak, yang didirikan pada awal abad ke-16, menjadi kekuatan yang mengancam Majapahit. Pada tahun 1527, pasukan Demak di bawah pimpinan Raden Patah menaklukkan Majapahit, mengakhiri kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha di Jawa.
Dampak Serangan Portugis
Kedatangan bangsa Portugis pada awal abad ke-16 juga berdampak pada Majapahit. Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah di Malaka, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama Majapahit. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan kerajaan dan melemahkan perekonomiannya.
Dampak Keruntuhan
Keruntuhan Majapahit pada abad ke-15 membawa konsekuensi yang mendalam bagi Nusantara. Keruntuhan tersebut tidak hanya mengakhiri kejayaan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia, tetapi juga memicu perubahan besar dalam lanskap politik, ekonomi, dan budaya.
Dampak Budaya
- Kemunduran Seni dan Sastra: Keruntuhan Majapahit menandai kemunduran seni dan sastra yang telah berkembang pesat selama periode kejayaannya. Tradisi sastra, seperti kakawin dan kidung, mengalami penurunan yang signifikan.
- Pergeseran Agama: Pengaruh agama Hindu-Buddha, yang telah menjadi agama utama di Majapahit, mulai melemah. Munculnya Islam di Nusantara semakin memperkuat pergeseran ini, terutama di pesisir.
Dampak Politik
- Fragmentasi Politik: Kejatuhan Majapahit menyebabkan fragmentasi politik di Nusantara. Wilayah kekuasaan yang pernah disatukan di bawah satu payung pemerintahan kini terpecah menjadi kerajaan-kerajaan yang lebih kecil dan saling bersaing.
- Kemunculan Kerajaan-Kerajaan Baru: Runtuhnya Majapahit memberikan kesempatan bagi kerajaan-kerajaan baru untuk muncul. Beberapa kerajaan yang paling menonjol yang muncul pada periode ini termasuk Kesultanan Demak, Kesultanan Malaka, dan Kerajaan Pajajaran.
Dampak Ekonomi
- Kemunduran Perdagangan: Keruntuhan Majapahit berdampak negatif pada perdagangan, yang telah menjadi sumber utama kemakmuran kerajaan. Runtuhnya jaringan perdagangan menyebabkan penurunan ekonomi di banyak daerah.
- Perubahan Pola Pertanian: Dengan runtuhnya sistem irigasi dan infrastruktur yang dibangun selama periode Majapahit, pola pertanian mengalami perubahan. Produksi pertanian menurun, yang menyebabkan kesulitan ekonomi bagi masyarakat.
Dampak Sosial
- Perubahan Struktur Sosial: Runtuhnya Majapahit menyebabkan perubahan signifikan dalam struktur sosial. Sistem kasta yang telah berlaku selama periode Majapahit mulai melemah, dan mobilitas sosial meningkat.
- Munculnya Kelompok Etnis Baru: Keruntuhan Majapahit dan fragmentasi politik berikutnya memicu munculnya kelompok etnis baru. Kelompok-kelompok ini berkembang dari perpaduan berbagai budaya dan bahasa yang ada di Nusantara.
Tabel Perbandingan
Berikut adalah tabel yang membandingkan kekuatan dan kelemahan Majapahit sebelum dan sesudah keruntuhan:
Faktor Internal
- Sebelum Keruntuhan:
- Pemerintahan yang kuat dan terpusat
- Ekonomi yang makmur
- Militer yang kuat
- Sistem perpajakan yang efektif
- Setelah Keruntuhan:
- Pemerintahan yang lemah dan terpecah
- Ekonomi yang merosot
- Militer yang lemah
- Sistem perpajakan yang tidak efektif
Faktor Eksternal
- Sebelum Keruntuhan:
- Hubungan baik dengan kerajaan lain
- Tidak ada ancaman serius dari luar
- Setelah Keruntuhan:
- Hubungan buruk dengan kerajaan lain
- Ancaman serius dari Kesultanan Demak
Kutipan Sumber
Klaim yang dibuat dalam artikel ini didukung oleh kutipan dari berbagai sumber sejarah, termasuk:
- Teks kuno seperti “Sejarah Jawa” dan “Pararaton”
- Kronik seperti “Nagarakretagama” dan “Sutasoma”
- Dokumen seperti “Prasasti Canggu” dan “Prasasti Kudadu”
Ilustrasi
Terdapat banyak ilustrasi yang menggambarkan peristiwa atau tokoh yang terkait dengan keruntuhan Majapahit. Salah satu ilustrasi yang terkenal adalah lukisan “Keruntuhan Majapahit” karya Raden Saleh. Lukisan ini menggambarkan suasana kekacauan dan kehancuran saat Majapahit diserang oleh pasukan Demak pada tahun 1478.
Ilustrasi lainnya adalah relief yang terdapat di Candi Jago. Relief ini menggambarkan peristiwa Perang Bubat yang terjadi pada tahun 1357. Perang ini melibatkan Kerajaan Sunda dan Majapahit, dan berakhir dengan kekalahan Sunda.
Penutupan
Keruntuhan Majapahit membawa konsekuensi yang luas. Hilangnya kekuatan pusat menyebabkan fragmentasi politik, munculnya kerajaan-kerajaan baru, dan perubahan tatanan sosial. Pengaruh budaya Majapahit, yang sebelumnya mendominasi Nusantara, berangsur-angsur memudar, digantikan oleh pengaruh Islam dan budaya lokal. Keruntuhan Majapahit menjadi titik balik penting dalam sejarah Indonesia, menandai berakhirnya era kekaisaran dan dimulainya periode baru yang diwarnai dengan keragaman dan perubahan.
Jawaban untuk Pertanyaan Umum
Apa penyebab utama keruntuhan Majapahit?
Keruntuhan Majapahit disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, termasuk perselisihan internal, korupsi, serangan dari Kesultanan Demak, dan pengaruh Portugis.
Bagaimana perpecahan internal berkontribusi terhadap kejatuhan Majapahit?
Perpecahan di antara elit kerajaan, perebutan kekuasaan, dan ketidakmampuan pemimpin dalam menghadapi tantangan mengikis kekuatan Majapahit dari dalam.
Apa dampak jangka panjang dari keruntuhan Majapahit?
Keruntuhan Majapahit menyebabkan fragmentasi politik, munculnya kerajaan-kerajaan baru, dan perubahan tatanan sosial. Pengaruh budaya Majapahit memudar, digantikan oleh pengaruh Islam dan budaya lokal.