Pengertian Atsar Menurut Bahasa Dan Istilah

Made Santika March 23, 2024

Pengertian atsar menurut bahasa dan istilah – Atsar, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, memegang peran penting dalam hukum Islam. Dalam konteks bahasa, atsar merujuk pada jejak atau sisa-sisa sesuatu yang telah berlalu. Sedangkan dalam istilah hukum Islam, atsar memiliki makna yang lebih luas, mencakup pernyataan, tindakan, atau persetujuan dari sahabat Nabi Muhammad SAW yang digunakan sebagai sumber hukum setelah Alquran dan hadits.

Pembahasan mengenai pengertian atsar tidak hanya penting untuk memahami hukum Islam, tetapi juga untuk mengapresiasi peran sahabat Nabi dalam pengembangan ajaran Islam.

Pengertian Atsar Menurut Istilah: Pengertian Atsar Menurut Bahasa Dan Istilah

Dalam istilah usul fikih, atsar didefinisikan sebagai:

  • Segala perkataan, perbuatan, atau pengakuan dari Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan dasar hukum Islam.
  • Semua yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan), sifat, maupun keadaan beliau.

Jenis-jenis Atsar

Atsar dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Hadis:Perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para sahabat.
  2. Sunnah:Segala perbuatan Nabi Muhammad SAW yang tidak diriwayatkan secara khusus, tetapi menjadi kebiasaan atau cara beliau dalam melakukan sesuatu.
  3. Taqrir:Persetujuan Nabi Muhammad SAW terhadap suatu perbuatan atau perkataan yang dilakukan atau diucapkan oleh sahabat.
  4. Sifat:Karakteristik atau sifat Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan dasar hukum Islam.
  5. Keadaan:Situasi atau kondisi Nabi Muhammad SAW yang dapat memberikan pemahaman tentang hukum Islam.

Fungsi Atsar

Atsar memiliki beberapa fungsi penting dalam hukum Islam, yaitu:

  • Sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an.
  • Menjelaskan dan memperjelas ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
  • Menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis Atsar

Pengertian istilah menurut tajwid ilmu

Dalam hukum Islam, terdapat beberapa jenis atsar yang diakui, antara lain:

Hadis Qudsi

Hadis Qudsi adalah perkataan Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu, tetapi tidak termasuk dalam Al-Qur’an. Hadis Qudsi biasanya berisi tentang ajaran-ajaran moral, spiritual, dan perintah-perintah Allah SWT.

Hadis Nabawi

Hadis Nabawi adalah perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para sahabatnya. Hadis Nabawi merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an dan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.

Atsar dalam bahasa Arab berarti bekas atau jejak. Dalam istilah hadis, atsar merujuk pada perkataan, perbuatan, atau penetapan dari sahabat Nabi Muhammad. Pemahaman tentang atsar sangat penting dalam studi hadis, karena atsar merupakan salah satu sumber hukum Islam selain Al-Qur’an.

Cara memperoleh gelar akuntan, misalnya, melibatkan proses pendidikan yang ketat yang mencakup kursus akuntansi, audit, dan perpajakan. Bagaimana cara memperoleh gelar akuntan telah menjadi topik yang banyak dibahas di kalangan mahasiswa dan profesional yang ingin meningkatkan kualifikasi mereka. Kembali pada atsar, pemahaman tentang atsar juga menjadi landasan penting dalam studi fikih, karena atsar menjadi acuan dalam menetapkan hukum-hukum syariat.

Atsar Sahabat

Atsar Sahabat adalah perkataan, perbuatan, atau ketetapan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Atsar Sahabat menjadi sumber hukum Islam setelah Hadis Nabawi dan digunakan untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dan Hadis Nabawi.

Atsar Tabi’in, Pengertian atsar menurut bahasa dan istilah

Atsar Tabi’in adalah perkataan, perbuatan, atau ketetapan para tabi’in, yaitu generasi setelah para sahabat Nabi Muhammad SAW. Atsar Tabi’in juga menjadi sumber hukum Islam yang digunakan untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur’an, Hadis Nabawi, dan Atsar Sahabat.

Metodologi Pembentukan Atsar

Pengertian zakat

Pembentukan atsar melibatkan proses sistematis untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menetapkan kredibilitas pernyataan yang dianggap sebagai atsar. Metodologi ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang memastikan keaslian, keandalan, dan relevansi atsar.

Atsar, secara bahasa, berarti jejak atau pengaruh. Dalam istilah hukum Islam, atsar mengacu pada perkataan, perbuatan, atau ketetapan yang berasal dari sahabat Nabi Muhammad SAW. Atsar memiliki kedudukan di bawah hadis, namun tetap menjadi sumber hukum yang penting dalam Islam.

Mahasiswa, sebagai agen perubahan, memiliki peran penting dalam gerakan anti korupsi. Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi meliputi mengedukasi masyarakat, mengawasi kinerja pemerintah, dan mendorong transparansi. Dengan demikian, atsar menjadi salah satu landasan bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam pemberantasan korupsi, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berintegritas.

Syarat Pembentukan Atsar

Agar suatu pernyataan dianggap sebagai atsar, harus memenuhi syarat-syarat berikut:

  • Kesesuaian dengan Sunnah:Pernyataan tersebut harus sesuai dengan ajaran dan praktik Nabi Muhammad, baik secara eksplisit maupun implisit.
  • Sanad yang Terhubung:Pernyataan tersebut harus memiliki rantai transmisi yang jelas dan tidak terputus dari Nabi Muhammad.
  • Kontinuitas Transmisi:Sanad harus berkelanjutan, artinya setiap perawi telah menerima pernyataan dari perawi sebelumnya.
  • Keandalan Perawi:Perawi dalam sanad harus memenuhi standar kredibilitas, seperti kejujuran, akurasi, dan hafalan yang baik.
  • Konsistensi dengan Atsar Lain:Pernyataan tersebut harus konsisten dengan atsar lain yang terkait, baik secara substansi maupun dalam sanadnya.

Penerapan Atsar dalam Hukum Islam

Atsar memiliki peran penting dalam penerapan hukum Islam, berfungsi sebagai sumber hukum pelengkap selain Al-Qur’an dan hadis. Dalam praktik hukum Islam, atsar diterapkan dalam berbagai cara.

Contoh Penerapan Atsar

  • Penetapan hukum:Atsar digunakan untuk menetapkan hukum dalam kasus-kasus di mana Al-Qur’an dan hadis tidak memberikan ketentuan yang jelas. Misalnya, dalam kasus pernikahan beda agama, atsar sahabat digunakan untuk mendukung kebolehan pernikahan tersebut dalam kondisi tertentu.
  • Penafsiran hukum:Atsar sahabat juga digunakan untuk menafsirkan hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis. Misalnya, dalam kasus hukuman bagi pencurian, atsar sahabat digunakan untuk menjelaskan jenis-jenis pencurian dan hukuman yang sesuai.
  • Penyempurnaan hukum:Atsar dapat melengkapi hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis dengan memberikan rincian atau ketentuan tambahan. Misalnya, dalam kasus pembagian warisan, atsar sahabat digunakan untuk menentukan bagian warisan bagi anak perempuan.

Peran Atsar dalam Pengambilan Keputusan Hukum

Atsar memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan hukum dalam Islam. Para ahli hukum Islam menggunakan atsar sebagai referensi dalam membuat fatwa dan keputusan hukum. Atsar sahabat dianggap sebagai sumber hukum yang otoritatif dan dihormati karena kedekatan mereka dengan Nabi Muhammad dan pemahaman mereka yang mendalam tentang ajaran Islam.

Dalam pengambilan keputusan hukum, atsar digunakan untuk mendukung argumen dan memperkuat kesimpulan hukum. Namun, penting untuk dicatat bahwa atsar tidak memiliki otoritas yang sama dengan Al-Qur’an dan hadis. Para ahli hukum Islam harus mempertimbangkan atsar dengan hati-hati dan mengutamakan Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber hukum utama.

Dalam bahasa Arab, atsar secara etimologis berarti “jejak” atau “sisa”. Dalam istilah teknis, atsar merujuk pada kisah atau riwayat yang berkaitan dengan Nabi Muhammad, sahabatnya, atau orang-orang terkemuka lainnya. Istilah ini juga digunakan untuk menyebut hadis, yaitu ucapan, perbuatan, atau persetujuan Nabi Muhammad yang dijadikan landasan hukum Islam.

Menariknya, dalam sebutna perangan cengkorongan ing sesorah , atsar juga menjadi elemen penting dalam memberikan landasan legitimasi atas peristiwa sejarah tertentu. Melalui pemahaman atsar yang komprehensif, baik secara bahasa maupun istilah, kita dapat memperoleh wawasan berharga tentang sumber-sumber hukum Islam dan sejarahnya.

Kritik Terhadap Atsar

Pengertian atsar menurut bahasa dan istilah

Penggunaan atsar sebagai sumber hukum Islam telah memicu sejumlah kritik. Para pengkritik berpendapat bahwa atsar berpotensi menyebabkan ketidakadilan dan inkonsistensi dalam penerapan hukum Islam.

Argumen Mendukung Kritik

  • Atsar sering kali bertentangan satu sama lain, sehingga menimbulkan kebingungan dan kesulitan dalam menafsirkan hukum Islam.
  • Atsar tidak selalu mencerminkan ajaran Islam yang sebenarnya, karena mungkin dipengaruhi oleh bias atau kepentingan pribadi.
  • Penggunaan atsar dapat menghambat perkembangan hukum Islam, karena membatasi ruang untuk penafsiran dan inovasi.

Argumen Menentang Kritik

Meskipun ada kritik tersebut, beberapa ulama membela penggunaan atsar sebagai sumber hukum Islam. Mereka berpendapat bahwa:

  • Atsar merupakan catatan dari praktik dan ajaran Nabi Muhammad, sehingga menjadi sumber otoritatif hukum Islam.
  • Atsar dapat memberikan panduan dalam situasi di mana Al-Qur’an dan sunnah tidak memberikan kejelasan yang cukup.
  • Penggunaan atsar memungkinkan penafsiran hukum Islam yang lebih komprehensif dan kontekstual.

Ringkasan Akhir

Pengertian atsar menurut bahasa dan istilah

Atsar, dengan kedudukannya yang unik dalam hierarki sumber hukum Islam, memberikan wawasan berharga tentang praktik hukum Islam di masa awal dan terus menjadi referensi penting bagi para ahli hukum hingga saat ini. Meskipun tidak sekuat hadits, atsar tetap memainkan peran penting dalam membentuk dan menginformasikan keputusan hukum Islam, memperkaya pemahaman kita tentang ajaran agama.

FAQ Terkini

Apa perbedaan antara atsar dan hadits?

Hadits adalah perkataan, perbuatan, atau persetujuan langsung dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan atsar adalah perkataan, perbuatan, atau persetujuan dari sahabat Nabi.

Apa jenis-jenis atsar?

Atsar diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti atsar qauli (perkataan), atsar fi’li (perbuatan), dan atsar taqriri (persetujuan).

Bagaimana syarat-syarat agar suatu pernyataan dianggap sebagai atsar?

Suatu pernyataan dianggap sebagai atsar jika memenuhi syarat tertentu, seperti berasal dari sahabat yang terpercaya, tidak bertentangan dengan Alquran atau hadits, dan diriwayatkan melalui jalur yang sahih.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait