Pengertian Nasikh Dan Mansukh

Made Santika March 12, 2024

Dalam studi Al-Qur’an, konsep nasikh dan mansukh menjadi topik fundamental yang berkaitan dengan pemahaman dan interpretasi teks suci. Nasikh mengacu pada ayat yang menghapus atau menggantikan ayat sebelumnya, yang dikenal sebagai mansukh. Proses ini merupakan bagian integral dari wahyu ilahi, memungkinkan penyesuaian dan pembaruan hukum dan ajaran seiring waktu.

Konsep nasikh dan mansukh memberikan kerangka kerja untuk menavigasi perubahan dalam hukum Islam dan pemahaman Al-Qur’an. Artikel ini akan membahas pengertian nasikh dan mansukh, syarat dan cara terjadinya, dampaknya pada hukum Islam, serta contoh-contohnya dalam Al-Qur’an.

Pengertian Naskh dan Mansukh

pengertian nasikh dan mansukh

Naskh dan mansukh merupakan dua istilah yang berkaitan dengan perubahan hukum dalam syariat Islam. Naskh secara bahasa berarti menghapus atau membatalkan, sedangkan mansukh berarti yang dihapus atau dibatalkan. Dalam konteks syariat, naskh merujuk pada penghapusan atau pembatalan suatu hukum oleh hukum yang datang setelahnya.

Hukum yang dihapus atau dibatalkan disebut mansukh, sedangkan hukum yang menghapus atau membatalkan disebut naskh.

Contoh Naskh dan Mansukh dalam Al-Qur’an

Terdapat beberapa contoh naskh dan mansukh dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya adalah penghapusan kewajiban menghadap ke Baitul Maqdis saat shalat. Pada awalnya, umat Islam diperintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis saat shalat. Namun, kemudian perintah tersebut dihapus dan diganti dengan perintah untuk menghadap ke Ka’bah.

Ayat yang menghapus perintah menghadap ke Baitul Maqdis adalah:

“Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (QS. Al-Baqarah: 144)

Ayat tersebut menghapus ayat sebelumnya yang memerintahkan untuk menghadap ke Baitul Maqdis, yaitu:

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” (QS. Al-Baqarah: 115)

Syarat dan Cara Terjadinya Naskh

Naskh adalah penghapusan hukum atau ayat Al-Qur’an sebelumnya dengan hukum atau ayat baru yang diturunkan kemudian. Terjadinya naskh memiliki syarat dan cara tertentu.

Syarat Terjadinya Naskh

  • Ayat yang dinasakh (dihapus) harus bersifat hukum (tidak mencakup kisah, doa, atau berita).
  • Ayat yang dinasakh harus telah diamalkan dan dilaksanakan.
  • Ayat naskh harus turun setelah ayat yang dinasakh.
  • Ayat naskh harus tegas menyatakan penghapusan atau perubahan hukum pada ayat yang dinasakh.

Cara Terjadinya Naskh

  • Naskh Sharahi (Jelas): Penghapusan hukum yang tegas dan jelas dinyatakan dalam ayat naskh, seperti dalam QS. Al-Baqarah: 106 yang menasakh QS. Al-Baqarah: 100 tentang arah kiblat.
  • Naskh Ijmali (Global): Penghapusan hukum yang tidak tegas dinyatakan, tetapi tersirat dari ayat naskh. Misalnya, QS. An-Nur: 2 yang menasakh QS. An-Nur: 33 tentang hukuman zina, karena hukuman dalam ayat 2 lebih berat dari ayat 3.

Tabel Perbedaan Naskh dan Tadil

Naskh Tadil
Menghapus hukum sebelumnya Mengubah atau memperbaiki hukum sebelumnya
Ayat naskh harus turun setelah ayat dinasakh Ayat tadil dapat turun sebelum atau sesudah ayat yang ditadilkan
Ayat naskh harus tegas menyatakan penghapusan Ayat tadil tidak harus tegas menyatakan perubahan

Dampak Naskh dalam Hukum Islam

Naskh merupakan sebuah konsep dalam hukum Islam yang merujuk pada penghapusan atau pembatalan hukum sebelumnya oleh hukum yang datang kemudian. Dampak naskh sangat signifikan dalam perkembangan hukum Islam, karena memungkinkan hukum untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebutuhan masyarakat.

Naskh memiliki dua jenis utama, yaitu:

  • Naskh Hukmi: Menghapuskan hukum yang ditetapkan sebelumnya, tetapi tidak menghapus ayat Alquran yang menjadi dasar hukum tersebut.
  • Naskh Tilawah: Menghapuskan hukum yang ditetapkan sebelumnya, sekaligus menghapus ayat Alquran yang menjadi dasar hukum tersebut.

Penerapan Naskh dalam Hukum Islam

Naskh telah diterapkan dalam berbagai aspek hukum Islam, antara lain:

  • Hukum Pernikahan: Ayat Alquran yang awalnya mengizinkan poligami hingga empat istri (QS. An-Nisa: 3) kemudian dinaskh oleh ayat yang membatasi jumlah istri menjadi empat (QS. An-Nisa: 129).
  • Hukum Jual Beli: Ayat Alquran yang awalnya memperbolehkan riba (QS. Al-Baqarah: 275) kemudian dinaskh oleh ayat yang mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah: 278-279).

Perbedaan Naskh Hukmi dan Naskh Tilawah

Perbedaan utama antara naskh hukmi dan naskh tilawah terletak pada dampaknya terhadap ayat Alquran:

  • Naskh Hukmi: Hanya menghapus hukum, tetapi tidak menghapus ayat Alquran.
  • Naskh Tilawah: Menghapus hukum sekaligus menghapus ayat Alquran yang menjadi dasar hukum tersebut.

Contoh Naskh dalam Al-Qur’an

pengertian nasikh dan mansukh terbaru

Naskh dalam Al-Qur’an mengacu pada proses penggantian atau pembatalan ayat-ayat sebelumnya oleh ayat-ayat yang datang kemudian. Fenomena ini terjadi pada beberapa bagian Al-Qur’an dan memiliki implikasi signifikan dalam pemahaman teks suci.

Daftar Ayat Naskh dan Mansukh

Berikut adalah daftar beberapa contoh ayat naskh dan mansukh dalam Al-Qur’an:

Ayat Naskh Ayat Mansukh
QS. Al-Baqarah [2]: 235 QS. Al-Baqarah [2]: 180
QS. Al-Ahzab [33]: 59 QS. Al-Ahzab [33]: 55
QS. An-Nisa’ [4]: 15 QS. An-Nisa’ [4]: 23
Ayat-ayat yang disebutkan dalam tabel menunjukkan bahwa ayat-ayat yang tercantum pada kolom “Ayat Naskh” membatalkan atau menggantikan ayat-ayat yang tercantum pada kolom “Ayat Mansukh”.

Implikasi Naskh pada Pemahaman Al-Qur’an

Naskh memiliki implikasi penting dalam pemahaman Al-Qur’an, di antaranya:

  • Mengakui sifat dinamis dan evolutif wahyu ilahi.
  • Menekankan urutan kronologis dalam penyingkapan Al-Qur’an.
  • Membantu dalam memahami konteks historis dan sosial ayat-ayat tertentu.
  • Mencegah penafsiran yang bertentangan dengan ayat-ayat yang lebih baru.

Ringkasan Akhir

Pemahaman tentang nasikh dan mansukh sangat penting untuk interpretasi Al-Qur’an yang komprehensif dan akurat. Dengan mengenali ayat-ayat yang telah dihapus atau diganti, umat Islam dapat memperoleh pemahaman yang jelas tentang perkembangan hukum dan ajaran Islam seiring berjalannya waktu. Konsep ini berfungsi sebagai pengingat akan sifat dinamis wahyu ilahi, yang beradaptasi dengan kebutuhan dan keadaan yang berubah sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip fundamentalnya.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa perbedaan antara nasikh dan tadil?

Tadil adalah modifikasi atau perubahan sebagian pada ayat sebelumnya, sedangkan nasikh adalah penghapusan atau penggantian total.

Bagaimana naskh mempengaruhi hukum Islam?

Naskh dapat mengubah atau menghapus hukum yang ada, memperbarui dan menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman.

Apa contoh naskh dalam Al-Qur’an?

Salah satu contoh naskh adalah penghapusan kewajiban shalat dua rakaat sebelum shalat fajar, yang digantikan dengan shalat sunnah.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait