Perbedaan Story Dan Stories

Made Santika March 10, 2024

Dalam lanskap komunikasi, kita sering menjumpai istilah “story” dan “stories”. Meskipun tampak serupa, kedua istilah ini memiliki perbedaan mendasar yang memengaruhi cara kita memahami dan menggunakannya. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk menyampaikan pesan yang efektif dan menarik dalam berbagai konteks.

Story mengacu pada sebuah narasi tunggal yang berfokus pada satu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang saling terkait. Sementara itu, stories merupakan kumpulan narasi yang saling berhubungan atau tidak, menyajikan perspektif dan pengalaman yang lebih luas.

Pengertian

perbedaan story dan stories terbaru

Secara umum, “story” (tunggal) mengacu pada satu narasi lengkap, sementara “stories” (jamak) mengacu pada kumpulan beberapa narasi atau cerita.

Dalam konteks sastra, “story” adalah karya fiksi atau non-fiksi yang memiliki struktur dan alur yang jelas, dengan karakter, latar, dan konflik yang berkembang.

Sedangkan “stories” dapat merujuk pada antologi cerita pendek, kumpulan cerita yang saling terkait, atau koleksi pengalaman pribadi.

Contoh Penggunaan

  • “I read a short story in the magazine.”
  • “She told me a funny story about her childhood.”
  • “The novel consists of several short stories.”
  • “The museum exhibition featured stories of immigrants.”

Struktur

perbedaan story dan stories

Secara struktural, “story” dan “stories” menunjukkan perbedaan yang mencolok.

Pengenalan

“Story” umumnya dimulai dengan pengenalan yang jelas dan ringkas, menetapkan latar dan karakter utama. Sementara itu, “stories” sering kali dimulai dengan cara yang lebih bertahap, menarik pembaca ke dalam dunia yang diciptakan secara bertahap.

Plot

“Story” biasanya mengikuti plot linier dengan awal, tengah, dan akhir yang terdefinisi dengan baik. Sebaliknya, “stories” dapat memiliki struktur yang lebih kompleks, menampilkan alur cerita yang terjalin, kilas balik, dan pengungkapan yang mengejutkan.

Pengembangan Karakter

“Story” cenderung berfokus pada pengembangan satu karakter utama, sedangkan “stories” dapat menampilkan berbagai karakter yang saling berhubungan, masing-masing dengan motivasi dan busur karakter yang berbeda.

Resolusi

“Story” biasanya diakhiri dengan resolusi yang jelas, menyelesaikan alur cerita utama. “Stories”, di sisi lain, dapat memiliki akhir yang lebih terbuka, menyisakan pertanyaan dan ruang untuk interpretasi.

Tujuan dan Audiens

Story dan stories adalah dua bentuk konten yang berbeda, masing-masing dengan tujuan dan audiens target yang unik.

Story adalah narasi tunggal, biasanya tentang peristiwa atau pengalaman pribadi. Tujuannya adalah untuk menghibur, menginspirasi, atau mendidik pembaca.

Stories adalah kumpulan cerita yang terhubung oleh tema atau topik yang sama. Tujuannya adalah untuk memberikan perspektif yang lebih luas atau komprehensif tentang suatu subjek.

Audiens Target

Audiens target untuk story biasanya adalah individu yang mencari hiburan, inspirasi, atau informasi pribadi. Mereka mungkin tertarik pada pengalaman dan wawasan orang lain.

Audiens target untuk stories biasanya adalah individu yang mencari informasi atau perspektif yang lebih komprehensif tentang suatu topik. Mereka mungkin tertarik pada berbagai sudut pandang dan analisis.

Perspektif

Dalam “story” dan “stories”, terdapat perbedaan perspektif yang digunakan. Perspektif narator memengaruhi bagaimana cerita disampaikan kepada pembaca.

Sudut Pandang Narator

Sudut pandang narator mengacu pada posisi narator dalam kaitannya dengan cerita. Sudut pandang dapat berupa:

  • Sudut Pandang Orang Pertama: Narator adalah karakter dalam cerita dan menceritakan peristiwa dari perspektif “aku”.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga: Narator berada di luar cerita dan menceritakan peristiwa dari perspektif “dia” atau “mereka”.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas: Mirip dengan sudut pandang orang ketiga, tetapi narator hanya memiliki akses ke pikiran dan perasaan satu karakter tertentu.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga Mahatahu: Narator memiliki akses ke pikiran dan perasaan semua karakter dan memberikan informasi yang tidak dapat diketahui oleh karakter itu sendiri.

Panjang dan Kompleksitas

perbedaan story dan stories

Dalam hal panjang dan kompleksitas, “story” umumnya lebih pendek dan kurang kompleks dibandingkan “stories”.

“Story” biasanya terdiri dari satu kejadian atau rangkaian kejadian yang saling terkait, sementara “stories” dapat mencakup beberapa kejadian yang berbeda, karakter, dan alur cerita yang lebih kompleks.

Contoh

Sebagai contoh, sebuah “story” dapat berupa kisah pendek tentang seorang anak yang kehilangan anjingnya, sedangkan “stories” dapat berupa novel epik yang mencakup perjalanan pahlawan melalui beberapa petualangan dan cobaan.

Dampak Emosional

pengajaran

Story dan stories memiliki dampak emosional yang berbeda pada pembaca. Story, sebagai narasi tunggal, biasanya membangkitkan perasaan yang lebih intens dan terfokus, sedangkan stories, sebagai kumpulan narasi, menawarkan rentang emosi yang lebih luas dan beragam.

Teknik Membangkitkan Emosi

  • Penggunaan Bahasa Figuratif: Metafora, simile, dan personifikasi dapat membuat gambaran yang jelas dan membangkitkan emosi.
  • Penokohan yang Berkembang: Mengembangkan karakter yang kompleks dan berelasi memungkinkan pembaca terhubung secara emosional dengan mereka.
  • Konflik yang Kuat: Konflik yang meyakinkan menciptakan ketegangan dan memicu respons emosional.
  • Sudut Pandang yang Subyektif: Menceritakan kisah melalui sudut pandang karakter tertentu menciptakan rasa keintiman dan empati.
  • Penggunaan Nada dan Irama: Nada dan irama bahasa dapat menyampaikan emosi dan memengaruhi suasana hati pembaca.

Konteks dan Penggunaan

Penggunaan “story” dan “stories” bervariasi tergantung pada konteks dan situasi komunikasi.

Cerita Pribadi vs Cerita Umum

  • “Story” biasanya mengacu pada cerita pribadi atau pengalaman yang dibagikan oleh individu.
  • “Stories” merujuk pada kumpulan cerita atau narasi yang lebih luas, sering kali berasal dari sumber yang berbeda.

Komunikasi Interpersonal vs Formal

  • “Story” lebih umum digunakan dalam komunikasi interpersonal, seperti percakapan dan tulisan pribadi.
  • “Stories” lebih sering digunakan dalam konteks formal, seperti berita, laporan, dan dokumen akademis.

Fiksi vs Non-Fiksi

  • “Story” dapat merujuk pada cerita fiksi atau non-fiksi.
  • “Stories” biasanya mengacu pada narasi non-fiksi, meskipun dapat mencakup elemen fiksi dalam beberapa kasus.

Contoh Nyata

Perbedaan antara “story” dan “stories” dapat diamati melalui contoh-contoh nyata. Tabel berikut menyajikan perbandingan antara keduanya dalam konteks kehidupan nyata:

Judul Kolom

Judul Jenis Konten Tujuan Audiens Target
Cerita Pendek Narasi fiksi Hiburan, penyampaian pesan Pembaca umum
Berita Narasi non-fiksi Menginformasikan, mendidik Pemirsa berita
Esai Pribadi Narasi reflektif Berbagi pengalaman, sudut pandang Pembaca yang tertarik pada pengalaman pribadi
Kisah Sejarah Narasi historis Menyajikan peristiwa masa lalu Siswa, sejarawan
Kisah Mitos Narasi legenda Menjelaskan fenomena atau keyakinan Pembaca yang tertarik pada mitologi

Pedoman Penulisan

Untuk menulis “story” dan “stories” yang efektif, pedoman berikut dapat membantu:

Mengembangkan karakter yang kuat, membangun plot yang menarik, dan menggunakan bahasa yang sesuai sangat penting untuk menciptakan cerita yang berkesan.

Mengembangkan Karakter

  • Berikan karakter latar belakang, motivasi, dan konflik yang jelas.
  • Kembangkan sifat dan kepribadian yang unik dan dapat dipercaya.
  • Buat karakter yang dapat dihubungkan dengan pembaca.

Membangun Plot

  • Buat garis besar peristiwa utama untuk memberikan struktur pada cerita.
  • Tambahkan konflik dan ketegangan untuk menjaga minat pembaca.
  • Tentukan resolusi yang memuaskan dan logis.

Menggunakan Bahasa

  • Gunakan bahasa yang jelas dan ringkas.
  • Pilih kata-kata yang membangkitkan citra dan emosi.
  • Sesuaikan bahasa dengan audiens target.

Ringkasan Penutup

Perbedaan antara story dan stories terletak pada struktur, tujuan, perspektif, panjang, dan dampak emosionalnya. Memahami perbedaan ini memungkinkan kita memanfaatkan kekuatan masing-masing jenis narasi secara efektif, baik dalam konteks komunikasi pribadi maupun profesional.

Ringkasan FAQ

Apakah story harus selalu fiktif?

Tidak, story dapat berupa fiksi atau non-fiksi, menyajikan peristiwa nyata atau imajiner.

Apakah stories selalu lebih panjang dari story?

Tidak selalu, stories dapat bervariasi dalam panjangnya, dari cerita pendek hingga kumpulan novel.

Apa tujuan utama dari story?

Story biasanya bertujuan untuk menghibur, menginformasikan, atau menginspirasi pembaca.

Bagaimana perspektif memengaruhi story dan stories?

Perspektif narator memengaruhi sudut pandang cerita, yang dapat berupa orang pertama, kedua, atau ketiga.

Apa perbedaan utama antara story dan artikel?

Story lebih fokus pada narasi dan karakter, sementara artikel menyajikan informasi dan fakta secara objektif.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait