Renungan Matius 22 15 21

Made Santika March 6, 2024

Dalam Injil Matius, perikop Matius 22:15-21 mengisahkan upaya orang Farisi untuk menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang perpajakan kepada Kaisar Romawi. Peristiwa ini memberikan wawasan penting tentang ajaran Yesus tentang kewajiban keagamaan dan etika dalam konteks sosial dan politik.

Orang Farisi, sekelompok pemimpin agama Yahudi yang konservatif, berupaya menjebak Yesus dengan menanyakan apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar. Pertanyaan ini dirancang untuk mengadu Yesus dengan otoritas Romawi atau otoritas keagamaan Yahudi.

Pengantar

matius

Perikop Matius 22:15-21 merupakan bagian dari Injil Matius, yang mengisahkan interaksi Yesus dengan orang-orang Farisi dan Herodian.

Dalam perikop ini, orang-orang Farisi dan Herodian berupaya menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang pajak kepada Kaisar. Yesus menanggapinya dengan hikmat, yang menunjukkan otoritas dan kebijaksanaan-Nya.

Perangkap Orang Farisi

Orang Farisi berupaya menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang pembayaran pajak kepada Kaisar Romawi untuk menguji kesetiaan-Nya kepada otoritas Yahudi dan Romawi.

Mereka menggunakan taktik licik, mengajukan pertanyaan yang tampaknya tidak berbahaya tetapi sebenarnya sarat dengan implikasi politis dan religius.

Motivasi

Motivasi orang Farisi beragam, termasuk:

  • Menjebak Yesus dalam kontradiksi: Jika Dia mendukung pembayaran pajak, Dia akan dianggap berkhianat terhadap keyakinan Yahudi. Jika Dia menentangnya, Dia akan dianggap memberontak terhadap Roma.
  • Mendiskreditkan Yesus di mata para pengikutnya: Dengan memaksa-Nya mengambil posisi yang tidak populer, mereka berharap dapat mengikis dukungan-Nya.
  • Membuat perpecahan di antara pengikut Yesus: Mereka berharap jawaban Yesus akan memicu perdebatan dan perpecahan di antara para pengikut-Nya.

Taktik

Orang Farisi menggunakan taktik berikut untuk menjebak Yesus:

  • Mengajukan pertanyaan yang tampaknya tidak berbahaya: Mereka memulai dengan bertanya, “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Matius 22:17)
  • Menunggu tanggapan Yesus: Mereka dengan sabar menunggu tanggapan Yesus, berharap Dia akan terjebak dalam perkataan-Nya sendiri.
  • Menggunakan kata-kata Yesus untuk melawan-Nya: Apa pun jawaban Yesus, mereka berencana menggunakannya untuk melawan Dia. Jika Dia mendukung pembayaran pajak, mereka akan menuduh-Nya berkhianat. Jika Dia menentangnya, mereka akan melaporkan-Nya kepada otoritas Romawi.

Tanggapan Yesus

renungan matius 22 15 21 terbaru

Ketika ditanya oleh orang Farisi tentang pembayaran pajak kepada Kaisar, Yesus memberikan tanggapan yang cerdik dan logis. Tanggapan-Nya tidak hanya menjawab pertanyaan mereka tetapi juga mengungkapkan prinsip-prinsip penting tentang hubungan antara individu dan otoritas.

Logika dan Argumen Yesus

  • Pisahkan yang suci dan yang sekuler: Yesus menegaskan bahwa ada perbedaan yang jelas antara urusan duniawi dan urusan rohani. Hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan sekuler, seperti membayar pajak, harus diberikan kepada Kaisar, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan iman dan ibadah harus diberikan kepada Tuhan.
  • Penghargaan yang sesuai: Yesus mengakui otoritas pemerintah dan kewajiban warga negara untuk mematuhi hukum dan membayar pajak. Dia berpendapat bahwa pemerintah menyediakan layanan penting kepada masyarakat, seperti menjaga ketertiban dan melindungi warganya, dan layak mendapatkan kompensasi atas layanan tersebut.
  • Tidak bertentangan dengan iman: Yesus menekankan bahwa membayar pajak kepada Kaisar tidak bertentangan dengan komitmen agama seseorang. Iman kepada Tuhan dan kepatuhan kepada pemerintah tidak saling eksklusif, dan orang Kristen dapat mematuhi keduanya tanpa mengkompromikan kepercayaan mereka.

Pelajaran Penting

Perikop Matius 22:15-21 memuat ajaran Yesus tentang pajak dan kekuasaan. Melalui percakapan dengan orang Farisi dan Herodian, Yesus menyampaikan pelajaran penting tentang kewajiban etis dan spiritual kepada Tuhan dan kepada pemerintah.

Implikasi Etis

  • Yesus menekankan kewajiban moral untuk membayar pajak kepada pemerintah yang sah (ayat 17-21). Tindakan ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga menunjukkan rasa hormat terhadap otoritas yang ditetapkan oleh Tuhan.
  • Yesus mengajarkan bahwa semua orang memiliki kewajiban kepada Tuhan dan kepada negara. Kewajiban ini tidak saling bertentangan, tetapi harus dipenuhi dengan seimbang.

Implikasi Spiritual

  • Percakapan tentang pajak mengarah pada pertanyaan tentang identitas Mesias (ayat 41-46). Yesus menyatakan bahwa Mesias adalah “Anak Daud” (ayat 42), menunjukkan sifat ilahi dan otoritasnya.
  • Yesus menantang pemahaman orang Farisi tentang otoritas agama. Ia menekankan bahwa otoritas sejati berasal dari Tuhan, bukan dari tradisi atau hukum manusia.

Contoh Praktis

Menerapkan ajaran Matius 22:15-21 dalam kehidupan sehari-hari melibatkan pengakuan otoritas Allah atas hidup kita dan bertindak sesuai dengan perintah-Nya. Berikut adalah beberapa contoh praktis:

Membayar Pajak

  • Membayar pajak adalah cara memberikan “kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar” (ayat 21), mengakui otoritas pemerintah yang diberikan oleh Allah.
  • Meskipun kita mungkin tidak selalu setuju dengan penggunaan dana pajak, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mematuhi otoritas dan memenuhi kewajiban kita.

Menghormati yang Berwenang

  • Menghormati orang tua, guru, dan pemimpin lainnya menunjukkan bahwa kita menghormati otoritas yang ditetapkan oleh Allah (Efesus 6:1-3).
  • Bahkan ketika kita tidak setuju dengan keputusan mereka, kita tetap dapat menunjukkan rasa hormat melalui kata-kata dan tindakan kita.

Menolong yang Membutuhkan

  • Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan mencerminkan kasih Allah dan mengakui bahwa kita adalah pengurus berkat-berkat-Nya (Yakobus 2:14-17).
  • Menolong orang lain tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan tetapi juga membawa sukacita dan kepuasan bagi kita.

Diskusi Kelompok

Perikop Matius 22:15-21 menyajikan perdebatan teologis yang penting antara Yesus dan orang-orang Farisi. Diskusi kelompok berikut mengeksplorasi topik-topik utama yang relevan dengan perikop tersebut:

Topik Diskusi

  • Interpretasi Kutipan Kitab Suci tentang Pajak Kaisar
  • Hakikat Kerajaan Allah dan Identitas Yesus
  • Peran dan Kewajiban Kristen dalam Masyarakat

Kutipan Penting

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah.” (Matius 22:21)

“Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” (Matius 22:32)

Kesimpulan

renungan matius 22 15 21

Tanggapan Yesus dalam Matius 22:15-21 memberikan pelajaran berharga tentang keseimbangan antara kewajiban keagamaan dan etika dalam kehidupan publik. Ajaran Yesus menekankan pentingnya memisahkan urusan agama dan negara, sambil tetap menghormati otoritas yang sah dan memenuhi kewajiban kita sebagai warga negara yang baik.

Sudut Pertanyaan Umum (FAQ)

Mengapa orang Farisi ingin menjebak Yesus?

Orang Farisi ingin menjebak Yesus untuk mendiskreditkannya di mata pengikutnya dan otoritas Romawi.

Apa argumen utama Yesus dalam tanggapannya?

Yesus berpendapat bahwa umat percaya harus memberikan apa yang menjadi hak Kaisar (pajak) dan apa yang menjadi hak Tuhan (ketaatan kepada perintah-perintah agama).

Apa implikasi etis dari ajaran Yesus dalam Matius 22:15-21?

Ajaran Yesus menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan kepatuhan pada hukum yang adil, bahkan ketika berhadapan dengan otoritas yang menindas.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait