Dalam khazanah bahasa Jawa, terdapat sebuah ungkapan unik yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi kehidupan yang penuh tantangan dan ketidakpastian, yaitu “sadawa dawane lurung isih dawa gurung”. Ungkapan ini mengandung makna yang mendalam dan mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa yang sarat dengan nilai-nilai luhur.
Ungkapan “sadawa dawane lurung isih dawa gurung” secara harfiah berarti “sepanjang jalan yang dilewati, jalan yang belum dilewati masih panjang”. Perumpamaan ini menyiratkan bahwa perjalanan hidup manusia tidak pernah mudah dan selalu dipenuhi dengan rintangan dan kesulitan yang harus dihadapi.
Arti dan Makna Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung
Frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” merupakan sebuah peribahasa Jawa yang memiliki makna mendalam. Untuk memahami maknanya, kita perlu mengurai setiap kata dalam frasa tersebut:
Sadawa
Berasal dari kata “sada” yang berarti satu. Menunjukkan jumlah yang sedikit atau hanya satu.
Dawane
Berasal dari kata “dawa” yang berarti panjang. Menunjukkan sesuatu yang memiliki ukuran panjang.
Lurung
Berarti jalan yang sempit atau gang.
Isi
Berasal dari kata “isi” yang berarti isi atau kandungan.
H
Merupakan singkatan dari kata “hakekat” yang berarti inti atau hakikat sesuatu.
Dawa
Berasal dari kata “dawa” yang berarti panjang. Menunjukkan sesuatu yang memiliki ukuran panjang.
Gurung
Berasal dari kata “gurung” yang berarti gunung. Menunjukkan sesuatu yang tinggi atau menjulang.
Makna Keseluruhan
Menggabungkan makna setiap kata, frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” berarti: Hanya sedikit jalan yang panjang dan sempit yang berisi inti sesuatu yang tinggi dan menjulang.
Peribahasa ini menggambarkan bahwa untuk mencapai sesuatu yang besar atau bermakna, kita harus melalui jalan yang panjang dan sulit. Jalan tersebut mungkin sempit dan berliku, namun jika kita tekun dan memiliki tujuan yang jelas, kita akan dapat menemukan inti dari apa yang kita cari, meskipun itu mungkin tinggi dan menjulang.
Asal-Usul dan Sejarah Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung
Frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” memiliki sejarah dan asal-usul yang unik. Ungkapan ini berasal dari bahasa Jawa dan telah digunakan selama berabad-abad untuk menggambarkan situasi atau peristiwa yang rumit dan membingungkan.
Wilayah Asal
Frasa ini pertama kali digunakan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya di wilayah pedesaan. Kata “sadawa” mengacu pada tali yang digunakan untuk mengikat hewan, sedangkan “dawane” berarti panjang. “Lurung” merujuk pada jalan atau lorong, dan “isi” berarti isi atau kandungan.
“H dawa gurung” berarti sangat panjang.
Perkembangan Makna
Seiring waktu, makna frasa ini berkembang untuk menggambarkan situasi yang sulit dipahami atau membingungkan. Tali yang panjang dan berbelit-belit mewakili kompleksitas dan kesulitan, sementara lorong yang panjang melambangkan perjalanan yang sulit dan berliku-liku.
Penggunaan Modern
Saat ini, frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” masih digunakan secara luas dalam bahasa Jawa untuk menggambarkan situasi yang rumit dan sulit dipahami. Ungkapan ini juga telah diadopsi dalam bahasa Indonesia dan digunakan dalam berbagai konteks, termasuk politik, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.
Penggunaan Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung dalam Bahasa Jawa
Frasa “sadawa dawane lurung isih dawa gurung” dalam bahasa Jawa memiliki makna harfiah “jalan masih panjang dan belum sampai tujuan”. Frasa ini sering digunakan dalam berbagai situasi dan konteks, baik secara harfiah maupun kiasan.
Penggunaan Secara Harfiah
- Menunjukkan jarak fisik yang masih jauh.
- Menunjukkan waktu yang masih lama.
Penggunaan Secara Kiasan
- Menunjukkan pekerjaan atau tugas yang masih banyak dan belum selesai.
- Menunjukkan perjalanan hidup atau pencapaian tujuan yang masih jauh.
- Menunjukkan proses pembelajaran atau perkembangan yang masih panjang.
Nuansa dan Makna
Nuansa dan makna frasa “sadawa dawane lurung isih dawa gurung” dapat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya:
- Harapan: Frasa ini dapat digunakan untuk memberikan harapan dan motivasi, menunjukkan bahwa meskipun jalan masih panjang, namun tujuan tetap dapat dicapai.
- Peringatan: Frasa ini juga dapat digunakan sebagai peringatan, menunjukkan bahwa perjalanan masih panjang dan tidak boleh terburu-buru.
- Sabar: Frasa ini dapat mendorong kesabaran dan ketekunan, menunjukkan bahwa tujuan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat.
Contoh Percakapan
“Aku masih harus menyelesaikan banyak tugas. Sadawa dawane lurung isih dawa gurung.” (Aku masih harus menyelesaikan banyak tugas. Jalan masih panjang dan belum sampai tujuan.)
“Perjalanan hidup kita masih panjang. Sadawa dawane lurung isih dawa gurung. Kita harus terus belajar dan berkembang.” (Perjalanan hidup kita masih panjang. Jalan masih panjang dan belum sampai tujuan.
Kita harus terus belajar dan berkembang.)
Ekspresi Serupa Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung
Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa ekspresi atau frasa yang memiliki makna atau penggunaan yang serupa, salah satunya adalah “sadawa dawane lurung isi h dawa gurung”. Ekspresi ini memiliki beberapa variasi dan persamaan dengan frasa lain yang akan dibahas dalam konten ini.
Variasi dan Persamaan
Ekspresi “sadawa dawane lurung isi h dawa gurung” memiliki beberapa variasi, antara lain:
- “Sadawa dawane lurung isi h dawa gunggung”
- “Sadawa dawane dalan isi h dawa gunggung”
- “Sadawa dawane jalan isi h dawa gunggung”
Semua variasi ini memiliki makna yang sama, yaitu “jalan yang panjang akan terasa pendek jika ditemani oleh orang yang tepat”. Persamaannya terletak pada penggunaan kata “sadawa” (sejauh), “dawane” (panjangnya), “isi” (isi), “h” (huruf penghubung), dan “dawa” (panjang). Perbedaannya hanya pada penggunaan kata “lurung” (gang), “dalan” (jalan), dan “gunggung” (punggung).
Contoh Penggunaan
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan ekspresi “sadawa dawane lurung isi h dawa gurung” dan variasinya dalam konteks yang sesuai:
“Sadawa dawane lurung isi h dawa gunggung. Aku ora kerasa lemes mlaku adoh bareng karo koncoku.” (Jalan yang jauh terasa pendek jika ditemani oleh teman.)
“Sadawa dawane dalan isi h dawa gunggung. Aku betah perjalanan jauh soale karo keluargaku.” (Jalan yang jauh terasa pendek jika ditemani oleh keluarga.)
“Sadawa dawane jalan isi h dawa gunggung. Aku ora bosen mlaku tekan omah walau adoh banget.” (Jalan yang jauh terasa pendek jika ditemani oleh orang yang disayangi.)
Penggunaan Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung dalam Budaya Jawa
Frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” merupakan ungkapan yang mencerminkan nilai-nilai dan budaya Jawa. Ungkapan ini digunakan dalam berbagai acara adat, tradisi, dan kesenian Jawa.
Nilai-Nilai yang Dicerminkan
Ungkapan “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” mengandung nilai-nilai Jawa seperti:
- Kesederhanaan dan rendah hati
- Kerja keras dan ketekunan
- Kesabaran dan keuletan
- Kepedulian terhadap sesama
Penggunaan dalam Acara Adat
Dalam acara adat Jawa, ungkapan “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” digunakan untuk:
- Memberi wejangan kepada pasangan pengantin tentang kehidupan berumah tangga
- Mendoakan keselamatan dan kebahagiaan bagi keluarga
- Mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda
Penggunaan dalam Tradisi
Dalam tradisi Jawa, ungkapan “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” digunakan sebagai:
- Motto dalam bekerja dan berusaha
- Pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
- Inspirasi dalam seni dan budaya Jawa
Penggunaan dalam Kesenian
Dalam kesenian Jawa, ungkapan “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” digunakan dalam:
- Wayang kulit sebagai ajaran moral
- Tarian Jawa sebagai simbol keanggunan dan kesabaran
- Gamelan Jawa sebagai ungkapan harmoni dan kerja sama
Contoh Penggunaan:
“Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung. Artinya, meskipun jalan hidup penuh rintangan, dengan kesabaran dan ketekunan, kita akan dapat mencapai tujuan.”
Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung dalam Sastra dan Seni Jawa
Frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” banyak digunakan dalam sastra dan seni Jawa. Frasa ini mengandung makna mendalam dan telah menginspirasi banyak karya seni.
Penggunaan dalam Sastra Jawa
Dalam sastra Jawa, frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan perjalanan hidup yang panjang dan penuh rintangan. Karya sastra yang menggunakan frasa ini antara lain:
- Serat Centhini: Karya sastra ini menggunakan frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” untuk menggambarkan perjalanan hidup manusia yang penuh dengan cobaan dan rintangan.
- Serat Wulangreh: Dalam karya sastra ini, frasa tersebut digunakan untuk menasihati pembaca agar selalu bersabar dan tabah dalam menghadapi kesulitan hidup.
Penggunaan dalam Seni Jawa
Dalam seni Jawa, frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” sering digunakan dalam seni tari dan wayang. Dalam seni tari, frasa ini menggambarkan gerakan tarian yang panjang dan berliku-liku, melambangkan perjalanan hidup manusia. Dalam wayang, frasa ini digunakan untuk menggambarkan tokoh yang harus melewati berbagai rintangan sebelum mencapai tujuannya.
Makna dan Signifikansi
Frasa “Sadawa Dawane Lurung Isi H Dawa Gurung” memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa. Frasa ini mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, ketabahan, dan ketekunan dalam menghadapi kesulitan hidup. Frasa ini juga mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup manusia tidak selalu mudah dan kita harus selalu siap menghadapi rintangan yang menghadang.
Ringkasan Penutup
Ungkapan “sadawa dawane lurung isih dawa gurung” menjadi pengingat bagi kita bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan keuletan, kita dapat mengatasi segala rintangan dan mencapai tujuan kita. Ungkapan ini tidak hanya mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa, tetapi juga menjadi sebuah motivasi untuk terus berjuang dan menjalani hidup dengan penuh makna.
Jawaban untuk Pertanyaan Umum
Apa arti dari kata “sadawa”?
Sepanjang.
Apa yang dimaksud dengan “dawane lurung”?
Jalan yang dilewati.
Apa makna dari “isih dawa gurung”?
Jalan yang belum dilewati masih panjang.