Tata Cara Tingkeban Bahasa Jawa

Made Santika March 14, 2024

Tingkeban, sebuah tradisi budaya Jawa yang sarat makna dan nilai filosofis, merupakan upacara penting yang dijalani oleh perempuan hamil pada usia kandungan tujuh bulan. Ritual ini melambangkan kesiapan fisik dan mental calon ibu dalam menyambut kelahiran sang buah hati, sekaligus menjadi bentuk doa dan harapan bagi keselamatan dan keberkahan.

Tata cara upacara tingkeban telah diwariskan secara turun-temurun dan memiliki makna simbolis yang mendalam. Setiap tahapan upacara, dari persiapan hingga pelaksanaannya, memiliki tujuan dan makna tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.

Pengertian Tingkeban Bahasa Jawa

Tingkeban adalah tradisi adat istiadat Jawa yang dilakukan pada masa kehamilan tujuh bulan. Tradisi ini berasal dari kata “tingkat”, yang berarti “naik” atau “meningkat”, dan “keban”, yang berarti “hamil”. Tingkeban melambangkan kenaikan tingkat kehamilan seorang ibu dan merupakan doa serta harapan untuk kelancaran persalinan dan kesehatan bayi yang dikandung.

Tujuan dan Nilai Filosofis Tingkeban

  • Mendoakan keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi.
  • Menolak bala dan pengaruh buruk yang dapat membahayakan kehamilan.
  • Memperkuat ikatan kekeluargaan dan dukungan sosial bagi ibu hamil.
  • Mengajarkan nilai-nilai budaya dan tradisi Jawa kepada generasi muda.

Tahapan Pelaksanaan Tingkeban

tata cara tingkeban bahasa jawa

Pelaksanaan tingkeban terdiri dari beberapa tahapan utama, masing-masing memiliki makna dan simbolisme yang mendalam.

Berikut adalah tahapan pelaksanaan tingkeban:

Pengajian

  • Pembukaan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an.
  • Sambutan dari pihak keluarga.
  • Tausiyah atau ceramah agama yang berisi pesan-pesan tentang makna tingkeban dan persiapan menyambut kelahiran.

Pasang Tarub

Pemasangan tarub atau janur kuning di depan rumah sebagai simbol perlindungan dan harapan akan keselamatan.

Nyantri

  • Calon ibu (tingkeban) diantar ke kamar khusus yang telah dihias.
  • Calon ibu ditemani oleh para sesepuh dan kerabat perempuan.
  • Di dalam kamar, calon ibu diberi wejangan dan nasihat tentang persiapan persalinan dan mengasuh anak.

Sungkeman

  • Calon ibu sungkem atau meminta doa restu kepada orang tua dan sesepuh.
  • Orang tua memberikan nasihat dan doa untuk keselamatan calon ibu dan bayi.

Sedekah Bumi

  • Pemberian sedekah kepada masyarakat sekitar sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan.
  • Sedekah dapat berupa makanan, pakaian, atau uang.

Brokohan

  • Pembagian makanan dan minuman kepada para tamu undangan.
  • Brokohan melambangkan kebersamaan dan berbagi kebahagiaan.

Simbol-Simbol dalam Tingkeban

tata cara tingkeban bahasa jawa

Dalam upacara tingkeban, terdapat simbol-simbol penting yang memiliki makna dan tujuan tertentu. Simbol-simbol ini merepresentasikan harapan, doa, dan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi yang akan lahir.

Uborampe

Uborampe merupakan seperangkat peralatan yang digunakan dalam tingkeban. Setiap peralatan memiliki makna simbolik, seperti:

  • Botol Air Zamzam: Melambangkan kesucian dan keberkahan.
  • Kurma: Melambangkan kemudahan dalam persalinan.
  • Telur: Melambangkan kesuburan dan kehidupan baru.
  • Gudeg: Melambangkan doa agar bayi lahir dengan selamat dan sehat.

Ritual Ngerik

Ritual ngerik merupakan bagian penting dari tingkeban yang melibatkan pengolesan ramuan tradisional pada perut ibu hamil. Ramuan ini dipercaya dapat melancarkan persalinan dan melindungi ibu dan bayi dari gangguan roh jahat.

Doa-Doa

Sepanjang upacara tingkeban, para tamu undangan memanjatkan doa-doa untuk keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Doa-doa ini biasanya dipimpin oleh sesepuh atau tokoh agama.

“Simbolisme dalam tingkeban memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan sosial dan spiritual dalam masyarakat Jawa, serta menyampaikan harapan dan doa bagi keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.” – Dra. Sri Hastuti, Dosen Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada

Tata Cara Upacara Tingkeban

Upacara Tingkeban merupakan tradisi Jawa yang dilakukan pada saat kehamilan seorang perempuan memasuki usia tujuh bulan. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelancaran selama proses persalinan.

Langkah-langkah Tata Cara Upacara Tingkeban

Tata cara upacara Tingkeban terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

Memasang Janur

  • Pasang janur kuning di depan pintu rumah sebagai tanda bahwa akan diadakan upacara Tingkeban.
  • Membuat Bakul Tingkeban

Isi bakul tingkeban dengan berbagai macam sesaji, seperti

Tumpeng

Ayam panggang

Buah-buahan

  • Kue-kue tradisional
  • Mandi Kembang
  • Mandi dengan air yang dicampur dengan kembang setaman untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual.
  • Memotong Tumpeng
  • Potong tumpeng menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah saudara kandung yang dimiliki oleh ibu hamil.
  • Memakai Kemben dan Kain Sinjang
  • Ibu hamil mengenakan kemben dan kain sinjang sebagai simbol kesiapan menghadapi persalinan.
  • Sungkeman
  • Ibu hamil sungkem kepada orang tua dan mertua sebagai bentuk penghormatan dan meminta doa restu.
  • Menginjak Telur
  • Ibu hamil menginjak telur yang sudah dilukisi dengan gambar bayi sebagai simbol pembukaan jalan lahir.
  • Membaca Doa
  • Bacakan doa-doa untuk memohon keselamatan dan kelancaran persalinan.
  • Makan Bersama

Semua tamu undangan makan bersama sebagai bentuk syukuran dan kebersamaan.

Peran Keluarga dan Tamu Undangan

tata cara tingkeban bahasa jawa

Dalam upacara tingkeban, keluarga dan tamu undangan memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran dan keberkahan acara. Mereka memiliki tanggung jawab dan etika khusus yang harus dipatuhi.

Tanggung Jawab Keluarga

  • Menyiapkan tempat dan dekorasi sesuai adat istiadat.
  • Memastikan makanan dan minuman cukup untuk seluruh tamu.
  • Menyambut dan menerima tamu dengan ramah dan hormat.
  • Menjaga ketertiban dan kenyamanan selama acara.
  • Melakukan doa dan ritual sesuai dengan tradisi.

Etika Tamu Undangan

  • Hadir tepat waktu dan berpakaian sopan sesuai adat.
  • Memberikan doa dan ucapan selamat kepada ibu hamil.
  • Menghormati tradisi dan adat istiadat yang dilakukan.
  • Menjaga ketenangan dan tidak mengganggu jalannya acara.
  • Berpartisipasi aktif dalam doa dan ritual jika diminta.

Interaksi Keluarga dan Tamu

Selama upacara tingkeban, terjadi interaksi antara keluarga dan tamu. Contohnya:

Terima kasih atas kehadiran dan doa restunya, semoga membawa berkah bagi kami.

Selamat ya, Mbak. Semoga sehat dan lancar hingga persalinan.

Akhir Kata

tata cara tingkeban bahasa jawa

Tata cara tingkeban bahasa Jawa merupakan tradisi yang terus dilestarikan dan dihormati oleh masyarakat Jawa.

Upacara ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda tahap kehamilan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap perempuan dan ikatan keluarga. Melalui simbolisme dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tingkeban menjadi bagian integral dari perjalanan hidup perempuan Jawa dan memperkaya khazanah budaya Indonesia.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa makna filosofis di balik upacara tingkeban?

Tingkeban melambangkan kesiapan fisik dan mental calon ibu, serta harapan akan keselamatan dan keberkahan bagi ibu dan bayi yang akan lahir.

Siapa saja yang terlibat dalam upacara tingkeban?

Keluarga inti, kerabat dekat, dan tamu undangan berperan aktif dalam upacara tingkeban.

Apa saja simbol penting yang digunakan dalam tingkeban?

Simbol-simbol seperti tujuh tingkatan, janur kuning, dan air kendi memiliki makna dan tujuan tersendiri dalam upacara.

Apa etika yang diharapkan dari tamu undangan saat menghadiri tingkeban?

Tamu undangan diharapkan berpakaian sopan, hadir tepat waktu, dan menghormati adat istiadat yang berlaku.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait