Tembang Macapat Iku Kaiket Paugeran

Made Santika March 19, 2024

Tembang macapat merupakan bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki ciri khas tersendiri. Dikenal dengan sebutan “tembang”, karya sastra ini terikat oleh kaidah-kaidah dan aturan-aturan tertentu yang membentuk strukturnya.

Kaidah-kaidah yang mengikat tembang macapat meliputi jumlah baris, jumlah suku kata, serta rima yang digunakan. Selain itu, setiap jenis tembang macapat memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda, menjadikannya sebuah kekayaan budaya Jawa yang patut dipelajari.

Pengertian Tembang Macapat

tembang macapat iku kaiket paugeran terbaru

Tembang macapat merupakan bentuk puisi tradisional Jawa yang terikat oleh aturan-aturan tertentu. Istilah “macapat” berasal dari kata “capat” yang berarti empat, merujuk pada empat baris dalam satu bait.

Setiap jenis tembang macapat memiliki aturan tersendiri mengenai jumlah suku kata, rima, dan pola persajakan. Tembang macapat sering digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral, kisah-kisah sejarah, atau ungkapan perasaan.

Contoh Tembang Macapat

  • Gambuh: Terdiri dari 10 baris dengan pola persajakan a-b-a-b-c-d-e-d-e
  • Dhandhanggula: Terdiri dari 10 baris dengan pola persajakan a-b-a-b-c-c-d-d-e-e
  • Asmarandana: Terdiri dari 12 baris dengan pola persajakan a-b-a-b-c-c-d-d-e-e-f-f
  • Syair: Terdiri dari 4 baris dengan pola persajakan a-a-a-a
  • Maskumambang: Terdiri dari 4 baris dengan pola persajakan a-b-a-b

Kaidah dan Paugeran Tembang Macapat

tembang macapat iku kaiket paugeran terbaru

Tembang macapat merupakan salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan-aturan ketat dalam penyusunannya. Kaidah-kaidah ini meliputi jumlah bait, jumlah baris per bait, dan jumlah suku kata per baris.

Jenis-Jenis Tembang Macapat

Terdapat 11 jenis tembang macapat, yaitu:

  • Mijil
  • Maskumambang
  • Kinanti
  • Sinom
  • Asmarandana
  • Gambuh
  • Dhandhanggula
  • Sari
  • Pangkur
  • Megatruh
  • Durma

Setiap jenis tembang macapat memiliki kaidah yang berbeda-beda mengenai jumlah bait, baris, dan suku kata, seperti terlihat pada tabel berikut:

Jenis Jumlah Bait Jumlah Baris per Bait Jumlah Suku Kata per Baris
Mijil 1 6 8
Maskumambang 1 6 11
Kinanti 2 8 12
Sinom 2 8 10
Asmarandana 2 8 11
Gambuh 4 8 12
Dhandhanggula 4 8 10
Sari 4 8 11
Pangkur 4 8 12
Megatruh 4 8 11
Durma 4 8 10

Jenis-jenis Tembang Macapat

tembang macapat iku kaiket paugeran terbaru

Tembang macapat adalah jenis puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan ketat dalam penulisannya. Salah satu aturan tersebut adalah jenis-jenis tembang macapat yang digunakan. Terdapat beberapa jenis tembang macapat yang umum digunakan, antara lain:

Tembang Gambuh

Tembang Gambuh memiliki jumlah baris sebanyak 12 baris dengan pola suku kata 12-12-8-8-8-12-12-8-8-8-12-12. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta atau kasih sayang.

  • Contoh:

    “Tresnaku marang sliramu, bagaikan tirta segara”

Tembang Kinanthi

Tembang Kinanthi memiliki jumlah baris sebanyak 10 baris dengan pola suku kata 12-12-8-8-8-12-12-8-8-8. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan rindu atau penyesalan.

  • Contoh:

    “Kula nandang kangen kepadamu, kados déné tirta marang segara”

Tembang Asmarandana

Tembang Asmarandana memiliki jumlah baris sebanyak 12 baris dengan pola suku kata 12-12-8-8-8-12-12-8-8-8-12-12. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam.

  • Contoh:

    “Tresnaku marang sliramu, langgeng langgeng tanpo luntur”

Tembang Mijil

Tembang Mijil memiliki jumlah baris sebanyak 12 baris dengan pola suku kata 12-12-8-8-8-12-12-8-8-8-12-12. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan sedih atau kecewa.

  • Contoh:

    “Lara atiku iki, kados déné diiris-iris”

Tembang Dhandhanggula

Tembang Dhandhanggula memiliki jumlah baris sebanyak 10 baris dengan pola suku kata 10-10-8-8-8-10-10-8-8-8. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan senang atau bahagia.

  • Contoh:

    “Gusti Allah Maha Agung, kula sukur marang ngersamu”

Tembang Durma

Tembang Durma memiliki jumlah baris sebanyak 12 baris dengan pola suku kata 12-12-8-8-8-12-12-8-8-8-12-12. Tembang ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan marah atau kecewa.

  • Contoh:

    “Aku nesu marang sliramu, nganti tekan puncak atiku”

Struktur dan Isi Tembang Macapat

tembang macapat iku kaiket paugeran terbaru

Tembang macapat merupakan salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan dan kaidah khusus. Berikut ini penjelasan struktur dan isi tembang macapat:

Struktur Tembang Macapat

Struktur tembang macapat terdiri dari beberapa unsur, yaitu:

  • Bait: Satu kesatuan larik yang membentuk sebuah kalimat.
  • Larik: Baris dalam satu bait.
  • Guru Lagu: Pola suku kata dan rima dalam satu larik.
  • Guru Wilangan: Jumlah suku kata dalam satu larik.
  • Guru Gatra: Jumlah larik dalam satu bait.

Isi Tembang Macapat

Isi tembang macapat sangat beragam, mulai dari cerita rakyat, kisah percintaan, nasihat kehidupan, hingga ajaran agama. Namun, secara umum, tembang macapat mengandung nilai-nilai luhur, seperti:

  • Nilai Moral: Mengajarkan tentang kebaikan, kejujuran, dan kesabaran.
  • Nilai Agama: Mengajarkan tentang keimanan, ketakwaan, dan ibadah.
  • Nilai Budaya: Menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya Jawa.
  • Nilai Filsafat: Menyampaikan ajaran tentang kehidupan, kematian, dan alam semesta.

Contoh isi tembang macapat yang mengandung nilai-nilai luhur:

Aja dadi wong sing kakehan omongAja dadi wong sing ora bisa ngrumongAja dadi wong sing ngaku pinterAja dadi wong sing ora bisa anter

Tembang tersebut mengajarkan nilai moral tentang pentingnya menjadi pribadi yang rendah hati, tidak banyak bicara, dan mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Fungsi dan Peran Tembang Macapat

Tembang macapat memiliki fungsi dan peran penting dalam masyarakat Jawa. Tembang ini tidak hanya menjadi bentuk kesenian, tetapi juga memiliki fungsi sosial dan budaya yang signifikan.

Fungsi Sosial

  • Sebagai sarana hiburan dan rekreasi masyarakat Jawa.
  • Sebagai media penyampaian pesan moral dan ajaran hidup.
  • Sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial.

Peran dalam Pelestarian Budaya Jawa

Tembang macapat memainkan peran penting dalam pelestarian budaya Jawa, yaitu:

  • Menjaga dan melestarikan bahasa dan sastra Jawa.
  • Mentransmisikan nilai-nilai budaya Jawa dari generasi ke generasi.
  • Menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya Jawa.

Penutup

Sebagai bagian dari warisan budaya Jawa, tembang macapat memiliki peran penting dalam pelestarian nilai-nilai luhur dan identitas masyarakat Jawa. Dengan memahami kaidah dan jenis-jenis tembang macapat, kita dapat mengapresiasi keindahan dan makna yang terkandung dalam setiap baitnya.

Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa saja jenis-jenis tembang macapat yang umum digunakan?

Jenis tembang macapat yang umum digunakan antara lain Gambuh, Kinanthi, Sinom, Dhandhanggula, Asmarandana, Durma, dan Pangkur.

Bagaimana struktur umum tembang macapat?

Struktur umum tembang macapat terdiri dari tiga bagian, yaitu pupuh (bait), pada (baris), dan guru lagu (jumlah suku kata).

Apa fungsi tembang macapat dalam masyarakat Jawa?

Tembang macapat memiliki fungsi sebagai sarana hiburan, pendidikan, dan penyampaian pesan moral.

blank

Made Santika

Berbagi banyak hal terkait teknologi termasuk Internet, App & Website.

Leave a Comment

Artikel Terkait