Bahasa Jawa merupakan bahasa yang kaya akan kosa kata dan ungkapan. Salah satu kekayaan tersebut adalah tembung entar, yaitu kata atau frasa yang memiliki makna khusus dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Tembung entar ini menjadi bagian penting dalam khazanah bahasa Jawa, menambah warna dan makna yang lebih dalam dalam komunikasi.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam tentang tembung entar dan tegese, jenis-jenisnya, fungsi dan cara penggunaannya. Selain itu, kita juga akan mengeksplorasi pentingnya melestarikan tembung entar dalam menjaga keragaman dan identitas budaya bahasa Jawa.
Pengertian Tembung Entar Lan Tegese
Tembung entar merujuk pada kata yang tidak memiliki makna sendiri, tetapi digunakan untuk memperjelas atau melengkapi makna kata lain dalam suatu kalimat. Tegese, di sisi lain, mengacu pada makna atau arti dari sebuah kata.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai jenis tembung entar, seperti kata sandang, kata depan, kata penghubung, dan kata keterangan. Berikut adalah beberapa contoh tembung entar dan artinya:
Kata Sandang
- Si: Menunjukkan orang atau benda tertentu, contoh: “Si Budi sedang membaca buku.”
- Sang: Menunjukkan orang atau benda yang dihormati, contoh: “Sang Raja sedang berpidato.”
- Para: Menunjukkan sekelompok orang atau benda, contoh: “Para siswa sedang belajar.”
Kata Depan
- Di: Menunjukkan tempat, contoh: “Buku itu ada di meja.”
- Ke: Menunjukkan arah, contoh: “Saya pergi ke pasar.”
- Dari: Menunjukkan asal, contoh: “Surat ini datang dari Jakarta.”
Kata Penghubung
- Dan: Menunjukkan hubungan penambahan, contoh: “Budi dan Andi pergi ke sekolah.”
- Atau: Menunjukkan hubungan pilihan, contoh: “Kamu bisa memilih teh atau kopi.”
- Tetapi: Menunjukkan hubungan pertentangan, contoh: “Saya ingin pergi, tetapi hujan.”
Kata Keterangan
- Sangat: Menunjukkan intensitas, contoh: “Saya sangat senang bertemu kamu.”
- Tidak: Menunjukkan negasi, contoh: “Saya tidak suka sayuran.”
- Kemarin: Menunjukkan waktu lampau, contoh: “Kemarin saya pergi ke bioskop.”
Jenis-jenis Tembung Entar
Tembung entar merupakan salah satu jenis kata dalam bahasa Jawa yang memiliki fungsi khusus. Kata ini digunakan untuk menyatakan peristiwa atau keadaan yang akan terjadi pada waktu mendatang. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, tembung entar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Perbedaan utama antara jenis-jenis tembung entar terletak pada pembentukan kata dan penggunaannya dalam kalimat. Berikut adalah beberapa jenis tembung entar beserta penjelasan dan contohnya:
Tembung Entar Berakhiran
an
an
- Tembung entar berakhiran -an dibentuk dengan menambahkan akhiran -an pada kata dasar.
- Jenis tembung entar ini menyatakan suatu tindakan atau peristiwa yang akan dilakukan atau terjadi pada waktu mendatang.
- Contoh: mangan (makan), ngombe (minum), turu (tidur)
Tembung Entar Berakhiran
ake
ake
- Tembung entar berakhiran -ake dibentuk dengan menambahkan akhiran -ake pada kata dasar.
- Jenis tembung entar ini menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang akan terjadi karena suatu sebab.
- Contoh: mati (meninggal), ilang (hilang), oleh (dapat)
Tembung Entar Berakhiran
i
i
- Tembung entar berakhiran -i dibentuk dengan menambahkan akhiran -i pada kata dasar.
- Jenis tembung entar ini menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang akan terjadi secara pasti pada waktu mendatang.
- Contoh: bakal (akan), mesti (harus), kudu (wajib)
Tembung Entar Berakhiran
na
na
- Tembung entar berakhiran -na dibentuk dengan menambahkan akhiran -na pada kata dasar.
- Jenis tembung entar ini menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang akan terjadi pada waktu mendatang dengan harapan atau keinginan.
- Contoh: muga (semoga), mesthi (tentu), prayoga (seharusnya)
Tembung Entar Berakhiran
ne
ne
- Tembung entar berakhiran -ne dibentuk dengan menambahkan akhiran -ne pada kata dasar.
- Jenis tembung entar ini menyatakan suatu peristiwa atau keadaan yang akan terjadi pada waktu mendatang dengan maksud untuk menegaskan.
- Contoh: takon (tanya), matur (bilang), waca (baca)
Fungsi Tembung Entar
Tembung entar merupakan unsur penting dalam bahasa Jawa yang berfungsi memperkaya bahasa dan memberikan nuansa tertentu pada ujaran.
Fungsi Utama Tembung Entar
Fungsi utama tembung entar adalah untuk memperluas makna kata dasar dan membentuk kata baru dengan makna yang lebih spesifik atau berbeda.
Penggunaan Tembung Entar
- Menunjukkan intensitas atau tingkat suatu sifat, misalnya: apik banget (sangat baik), anget-anget (hangat suam-suam kuku).
- Menunjukkan ukuran atau kuantitas, misalnya: gedhe-gedhe (besar-besar), akeh-akeh (banyak-banyak).
- Menunjukkan frekuensi atau pengulangan, misalnya: sok-sokan (pura-pura), bolak-balik (berulang kali).
- Menunjukkan kebiasaan atau sifat, misalnya: rajin-rajin (rajin), pelit-pelit (pelit).
- Menunjukkan perbandingan, misalnya: langsing-langsing (sama-sama langsing), pinter-pinter (sama-sama pintar).
Cara Menggunakan Tembung Entar
Tembung entar adalah kata dalam bahasa Jawa yang memiliki arti “nanti”. Penggunaannya harus mengikuti aturan tata bahasa yang benar untuk memastikan kalimat yang dihasilkan jelas dan mudah dipahami.
Aturan Tata Bahasa
- Tembung entar digunakan setelah kata kerja atau frasa kata kerja.
- Tidak boleh digunakan sebelum kata benda atau kata ganti.
- Tidak boleh digunakan dalam kalimat tanya.
- Tidak boleh digunakan dalam kalimat perintah.
Tabel Ringkasan Aturan
Contoh Penggunaan yang Benar | Contoh Penggunaan yang Salah |
---|---|
Aku arep mangan entar. (Saya akan makan nanti.) | Entar aku arep mangan. (Nanti saya akan makan.) |
Aku ora bisa ketemu entar. (Saya tidak bisa bertemu nanti.) | Entar aku ora bisa ketemu. (Nanti saya tidak bisa bertemu.) |
Contoh Penggunaan Tembung Entar
Tembung entar dapat digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari hingga teks sastra. Berikut beberapa contoh penggunaan tembung entar:
Daftar Tembung Entar Umum
- Bli: Kakak laki-laki
- Mbok: Ibu
- Ndoro: Tuan
- Mbak: Kakak perempuan
- Mas: Kakak laki-laki
Ilustrasi Penggunaan Tembung Entar
Dalam sebuah novel berlatar Jawa, seorang tokoh bernama Budi menggunakan tembung entar “Mbok” saat berbicara dengan ibunya:
” Mbok, Budi laper. Budi mau makan. “
Kutipan Berisi Tembung Entar
Dalam puisi “Lingua Franca” karya WS Rendra, tembung entar “Mbak” digunakan untuk menunjukkan keakraban antara dua orang:
” Mbak, tolong aku menulis surat. “
Pentingnya Tembung Entar
Tembung entar, atau kata-kata kuno dalam bahasa Jawa, memiliki signifikansi yang mendalam bagi pelestarian bahasa dan identitas budaya.
Peran Tembung Entar dalam Menjaga Keragaman Bahasa
Tembung entar mewakili kekayaan dan keragaman bahasa Jawa yang telah berkembang selama berabad-abad. Melestarikannya memastikan keberlangsungan bentuk bahasa yang unik ini, menjaganya agar tidak terkikis oleh pengaruh bahasa asing atau modernisasi.
Tembung Entar dan Penguatan Identitas Budaya
Tembung entar terhubung erat dengan tradisi dan budaya Jawa. Penggunaannya dalam percakapan, sastra, dan seni pertunjukan memperkuat identitas budaya masyarakat Jawa. Dengan melestarikan tembung entar, masyarakat Jawa dapat melestarikan warisan budaya mereka yang kaya dan membedakan diri mereka dari kelompok lain.
Ringkasan Akhir
Tembung entar merupakan bagian integral dari bahasa Jawa yang memperkaya dan memperindah perbendaharaan kata. Melestarikan dan menggunakan tembung entar tidak hanya menjaga keragaman bahasa, tetapi juga memperkuat identitas budaya Jawa. Dengan terus menggunakan tembung entar dalam percakapan dan tulisan, kita berkontribusi dalam menjaga warisan bahasa yang berharga ini untuk generasi mendatang.
Pertanyaan dan Jawaban
Apa itu tembung entar?
Tembung entar adalah kata atau frasa dalam bahasa Jawa yang memiliki makna khusus atau kiasan, biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Apa saja jenis-jenis tembung entar?
Tembung entar memiliki beberapa jenis, di antaranya tembung entar umum, tembung entar khusus, dan tembung entar daerah.
Bagaimana cara menggunakan tembung entar dengan benar?
Penggunaan tembung entar harus sesuai dengan konteks dan aturan tata bahasa. Biasanya tembung entar digunakan sebagai pengganti kata atau frasa yang lebih umum.